
Baru-baru ini berita terhangat tentang tawuran antar pelajar ialah antara SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan siswa dari SMAN 6 "alawy yusianto putra" di tangan salah satu dari SMAN 70 senin(24/9). Dua hari berselang, Rabu (26/9) terjadi lagi tawuran di jakarta antara SMA
Yayasan Karya 66 Jakarta dengan SMA Kartika Zeni yg juga memakan korban dan menewaskan "Deni Januar" dari SMA Yayasan Karya 66 Jakarta. Dua orang pelajar ini harus menjadi korban kebrutalan dari sesama pelajar, hanya nama sekolah saja yang membadakan. Korban tewas diserang menggunakan senjata tajam. Tawuran antar pelajar kerap terjadi di kota-besar sperti Jabodetabek, Surabaya, dan medan. Data di jabodetabek misalnya, 17 pelajar tewas akibat tawuran sejak 1 januari 2012 hingga 26 september "jumlahnya meningkat dari 2011 yg sebesar 12 orang tewas," ujar Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Ni"am, di jakarta, rabu, 27 September 2012.
Dari sebagian kalangan pelajar beranggapan tawuran adalah kegiatan rutin yg harus di lakukan. Sungguh memprihatinkan pelajar di indonesia, yang seharusnya siswa menuntut ilmu di sekolah malah menjadi bibit kriminalitas di indonesia.
Seharusnya pihak sekolah, kepolisian dan orang tua selangkah lebih cepat untuk menanggulanginya, dan dari pihak sekolah yang memberikan sanksi tegas jika ada siswa yang terlibat tawuran.
sumber : dari berbagai sumber referensi
Seharusnya pihak sekolah, kepolisian dan orang tua selangkah lebih cepat untuk menanggulanginya, dan dari pihak sekolah yang memberikan sanksi tegas jika ada siswa yang terlibat tawuran.
sumber : dari berbagai sumber referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar